MDA Framework
Berdasarkan pendapat dari berbagai ahli, dapat diketahui bahwa game adalah sebuah sistem interaktif terstruktur (didefinisikan dengan menggunakan aturan-aturan) yang melibatkan pemain untuk mencapai tujuan melalui konflik dan tantangan yang ada dan menghasilkan hasil yang tidak seimbang (menang atau kalah).
Game memiliki berbagai tipe dan genre. Salah satunya adalah serious game. Game tipe ini didesain dengan tujuan untuk mengedukasi. Melalui serius game, desainer game berharap player dapat menguasai suatu skill spesifik yang dilatih melalui game. Jenis game ini apat diaplikasikan baik untuk pembelajaran formal maupun informal. Game bertipe serious berkembang dengan cepat dewasa ini dan banyak diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti militer, kesehatan, serta seni dan budaya.
Ada berbagai metode dalam merancang game, salah satunya adalah MDA Framework. MDA Framework adalah sebuah framework yang digunakan untuk mendesain game. MDA merupakan kependekan dari mechanics, dynamics, dan aesthetics. Berikut ini merupakan penjelasan dari ketiga komponen diatas, antara lain :
- Mechanics adalah komponen ”aturan” yang ada di dalam game. Komponen ini dibuat oleh desainer game dan bersifat konkrit. Komponen dalam mechanic juga mampu membuat pemain melakukan suatu aksi. Mechanics dapat berupa struktur data atau algoritma tertentu.
- Dynamics dapat dideskripsikan sebagai gameplay. Elemen ini merupakan hasil interaksi antara player dan mechanics dalam game. Dynamics menentukan apa yang terjadi dengan player ketika mechanics bekerja.
- Aesthetic merupakan respon yang terjadi pada player setelah adanya dynamics. Aesthetic merupakan komponen yang bersifat abstrak dan emosional. Setiap player akan memiliki respon berbeda terhadap game yang dimainkan. Aesthethic terbagi menjadi delapan komponen yang terdiri atas hal-hal berikut:
a. Sensation, yaitu respon terhadap indera pemain
b. Fantasy, yaitu hal-hal yang kemudian dipercaya oleh pemain
c. Narrative, yatu dramatisasi yang berkembang dari plot yang ada
d. Challenge, atau tantangan, yang mana pemain harus melakukan problem-solving
e. Fellowship, yaitu interaksi antara pemain dengan pemain lain
f. Discovery, yaitu penemuan akan hal-hal baru
g. Expression, yaitu kreativitas pemain sebagai bentuk ekspresi diri
h. Submission, yaitu penghabisan waktu, yang mana pemain dapat bersantai dan tidak berpikir keras.
Komponen aesthetics di atas dapat terjadi secara berbada terhadap setiap pemain. Oleh karena itu, agar respon yang diinginkan terjadi pada pemain, desainer game harus fokus pada aesthetic pada saat menyusun mechanics.
Sumber:
Opmerkings
Plaas 'n opmerking