"ICT is the Catalyst to enable Nation Transformation"
Masalah Interoperability pada implementasi ODF dan OOXML
Jay P. Kesan dari Universitas Illinous mempresentasikan hasil risetnya mengenai ODF dan OOXML pada sebuah konferensi di kalangan pemerintah. Berlawanan dengan banyak anggapan orang, implementasi ODF (Open Document Format) ternyata tidaklah INTEROPERABLE. Padahal ini adalah permasalahan yang sebenarnya di pemerintah. Hal ini sangat menarik karena ODF adalah OPEN (terbuka) dan bahwa Open Source adalah cara yang terbaik untuk mencapai Interoperability yang baik karena Source Code-nya terbuka…. dan hal ini terbukti tidak selalu benar….
Standard terbuka (Open Standards) secara umum dipandang memiliki keuntungan yang besar dari sisi teknologi dan ekonomi. Hal ini menyebabkan pemerintah mengharuskan penggunakan format dokumen berbasiskan standard terbuka. Format dokumen bentuk memo atau spreadsheet disimpan di dalam komputer. Pemerintah ingin mengganti format dokumen Microsoft yang proprietary (DOC) menjadi format standard terbuka seperti ODF (Open Document Format) dan OOXML (Office Open XML). Ada keyakinan bahwa dengan menggunakan standard terbuka, pemerintah akan diuntungkan dengan banyaknya pilihan, produk yang lebih baik melalui kompetisi, dan juga mudah untuk berganti-ganti vendor.
Paper ini menyarankan pemerintah yang sedang mencari keuntungan standard terbuka untuk memikirkan masalah INTEROPERABILITY. Tanpa implementasi yang tidak interoperable, maka para pengguna tidak akan mendapatkan keuntungan dari kompetisi dan kemudahan berganti implementasi.
Masalah Interoperability ini adalah nyata, dan paper ini mempelajari masalah interoperability di seputar implementasi ODF dan OOXML.
Riset mempelajari interoperability antara implementasi software yang berbeda-beda untuk masing-masing format dokumen. Misalnya, implementasi ODF menggunakan KOffice, WordPerfect, TextEdit, Microsoft Office, dan Google Docs. Evaluasi kinerja masing-masing implementasi dilakukan dengan menggunakan satu set dokumen test.
Hasil analisa menunjukkan bahwa ada masalah yang sangat serius mengenai interoperability antara implementasi yang berbeda-beda. Pengguna akan dihadapkan dengan masalah yang bermacam-macam ketika membuka file menggunakan implementasi yang berbeda.
Implementasi paling baik hanya akan menghasilkan masalah format, tetapi implementasi yang buruk malah akan menghilangkan sebagian informasi, misalnya informasi pada gambar, catatan kaki, komentar, tracking changes, dan tabel.
Tingkat interoperability dinyatakan dalam bentuk tabel dan nilai tertentu yang menyatakan sebaik apa tingkat interoperability untuk masing-masing implementasi. Untuk ODF, nilai compatibility bervariasi dari 151 sampai 48, kalau dinormalisasi menjadi 100% ke 55%.
Penyebab dari semua itu adalah :
Hasil testing ODF :
Hasil testing OOXML :
Standard terbuka (Open Standards) secara umum dipandang memiliki keuntungan yang besar dari sisi teknologi dan ekonomi. Hal ini menyebabkan pemerintah mengharuskan penggunakan format dokumen berbasiskan standard terbuka. Format dokumen bentuk memo atau spreadsheet disimpan di dalam komputer. Pemerintah ingin mengganti format dokumen Microsoft yang proprietary (DOC) menjadi format standard terbuka seperti ODF (Open Document Format) dan OOXML (Office Open XML). Ada keyakinan bahwa dengan menggunakan standard terbuka, pemerintah akan diuntungkan dengan banyaknya pilihan, produk yang lebih baik melalui kompetisi, dan juga mudah untuk berganti-ganti vendor.
Paper ini menyarankan pemerintah yang sedang mencari keuntungan standard terbuka untuk memikirkan masalah INTEROPERABILITY. Tanpa implementasi yang tidak interoperable, maka para pengguna tidak akan mendapatkan keuntungan dari kompetisi dan kemudahan berganti implementasi.
Masalah Interoperability ini adalah nyata, dan paper ini mempelajari masalah interoperability di seputar implementasi ODF dan OOXML.
Riset mempelajari interoperability antara implementasi software yang berbeda-beda untuk masing-masing format dokumen. Misalnya, implementasi ODF menggunakan KOffice, WordPerfect, TextEdit, Microsoft Office, dan Google Docs. Evaluasi kinerja masing-masing implementasi dilakukan dengan menggunakan satu set dokumen test.
Hasil analisa menunjukkan bahwa ada masalah yang sangat serius mengenai interoperability antara implementasi yang berbeda-beda. Pengguna akan dihadapkan dengan masalah yang bermacam-macam ketika membuka file menggunakan implementasi yang berbeda.
Implementasi paling baik hanya akan menghasilkan masalah format, tetapi implementasi yang buruk malah akan menghilangkan sebagian informasi, misalnya informasi pada gambar, catatan kaki, komentar, tracking changes, dan tabel.
Tingkat interoperability dinyatakan dalam bentuk tabel dan nilai tertentu yang menyatakan sebaik apa tingkat interoperability untuk masing-masing implementasi. Untuk ODF, nilai compatibility bervariasi dari 151 sampai 48, kalau dinormalisasi menjadi 100% ke 55%.
Penyebab dari semua itu adalah :
- kurangnya compatibility antar implementasi yang berbeda
- kurangnya implementasi yang bagus di luar Operating System Microsoft Windows
- implementasi OOXML yang ternyata bagus sekali
Hasil testing ODF :
Hasil testing OOXML :
Implementasi ODF disusun berdasarkan Operating System :
Menarik untuk disimak bahwa Windows mendukung lebih banyak implementasi ODF yang benar-benar bermanfaat dibandingkan dengan Linux dan Mac…
Opmerkings
Plaas 'n opmerking